Siapa sih yang gak sakit hati bila diejek, dihina, dikecewakan, dikhianati atau diperlakukan tidak adil ? Sangatlah wajar bila kita merasa kecewa, sedih, jengkel dan marah. Bahkan terkadang muncul keinginan untuk membalas perlakuan tidak adil itu. Apalagi kita yang memiliki “darah muda” ini, akan mudah terpancing emosi dan segera melakukan tindakan tanpa pikir panjang. Keinginan itu biasanya didorong oleh mekanisme mempertahankan diri (self-defense mechanism), termasuk rasa gengsi untuk mempertahankan harga diri kita. Seakan harga diri kita bisa dipulihkan bila kita mampu membalas perlakuan teman yang menyakitkan itu.
Kadang-kadang waktu orang menegur kita, waktu orang memberi kita masukan, kita cenderung
self defense, kita membela diri, kita merasionalisasi, kita menyalahkan orang "ah dasar terlalu sensitif", "ahh ribett amat sehhh", "rempong!" atau kalimat yang seringkali kita keluarkan adalah “saya sudah tahu”, "iyaa iyaaaah!" atau diam saja tanpa mendengarkan.
Setiap orang pasti pernah mengalami luka hati dan tersinggung. Yesus sendiri mengatakan di Lukas 17:1, bahwa tidak mungkin tidak ada ”offense”. Secara sengaja atau tidak, kita bisa terluka oleh orang lain; dan sebaliknya kita pun bisa melukai orang. Kata-kata yang diucapkan bisa begitu tajam menusuk seperti pedang yang menikam hati dan melukai perasaan (Amsal 12:18).
Paulus mengatakan bahwa di akhir jaman ini, orang-orang Kristen akan mengalami banyak pencobaan dan ujian (1 Petrus 4:12), banyak orang akan menjadi murtad (Matius 24:10). Amplified bible mengatakannya secara lebih mendetil, “… many will be offended and repelled and will begin to distrust and desert [Him whom they ought to trust and obey] and will stumble and fall away”.
Banyak orang akan tersinggung. Akibatnya mereka mulai tidak percaya dan meninggalkan Dia yang seharusnya mereka percayai dan taati. Alkitab sudah mengatakan bahwa di akhir jaman banyak orang akan meninggalkan Tuhan alias murtad. Lebih jauh lagi Matius 24:11-12 mengatakan “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”.
Akibat sakit hati, orang bisa mengikuti pengajaran sesat. Kasih Allah yang seharusnya melimpah pada orang percaya menjadi dingin.
Bagaimanakah kita akan menyikapi & mengatasi rasa kecewa itu ?
Marilah kita belajar pada diri Yesus Kristus.
Yesus Kristus pd saat menjadi manusia penuh seperti kita juga sering mengalami rasa kecewa.
Betapa Ia tidak kecewa berat karena dikhianati oleh Yudas Iskariot.
Betapa Ia tidak kecewa, krn Petrus, yang pernah berjanji setia sampai mati kepadaNya justru menyangkal tiga kali ?
Betapa Yesus Kristus tdk kecewa ? pada saat diriNya bergumul berat di taman Getzemani, Ia mengajak ketiga murid yg terdekat, ttp mrk justru tertidur ?
Ya, Yesus Kristus beberapa kali kecewa terhadap para muridNya. Bahkan Yesus Kristus pun pasti sering kecewa terhadap umatNya, yg srng tidak taat, tidak setia & memperlakukanNya hanya sebatas “pelengkap kebutuhan” & “pelengkap penderitaan”.
Maksudnya adalah sikap orang Kristen, yang datang berdoa kepadaNya, HANYA pada saat mereka BUTUH & MENDERITA. Tetapi justru sama sekali mengabaikan firmanNya & kehendakNya bila dalam keadaan baik, sehat, sukses dan semuanya terpenuhi.
Atau pd saat umatNya meninggalkan Dia dng beralih kpd kepercayaan lain, demi uang, pacar, suami/istri, jabatan, kedudukan & kekuasaan.
BAGAIMANAKAH SIKAP YESUS KRISTUS MENGATASI KEKECEWAAN itu ?
1. Yesus Kristus mengkomunikasikan/ mengekpresikan rasa kecewa itu secara apa adanya.
KekecewaanNya tidak disimpan/dipendam di dalam hati, tetapi Ia ungkapkan dengan kata-kata:
Kekecewaan terhadap Yudas Iskariot:
“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." (Matius 26:24-25; band Yohanes 13:21,27).
Kekecewaan terhadap rasul Petrus:
“Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku." (Lukas 22:34; band Luk 22:61)
Kekecewaan saat di Taman Getzemani:
“Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” (Matius 26:40).
Kekecewaan terhadap penduduk Yerusalem:
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (Matius 23:37).
Kekecewaan terhadap umatNya yg lebih mengutamakan tradisi/adat nenek moyang daripada taat kepada Tuhan unt melakukan FIRMAN ALLAH:
“Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 15:7-9).
INGAT: Jika rasa kecewa DIPENDAM, ITU DPT MENJADI BEBAN-BERAT BUAT PIKIRAN & HATI; bahkan dpt BERKEMBANG MENJADI BENCI & DENDAM.
2. Setelah mengekspresikan rasa kekecewaanNya, Tuhan Yesus tidak tenggelam di dalam rasa kecewa itu, tetapi Ia tetap FOKUS kepada MISI PENYELAMATAN yang diamanatkan oleh Allah, BapaNya.
Ia berkonsentrasi kepada peristiwa penyalibanNya dng BERDOA unt memperoleh KUASA & KEKUATAN dari BapaNya menghadapi penderitaan & kematianNya yg teramat berat. Meskipun pd saat disalibkan, orang2 di sekitarNya menghina & menghujatNya, tetapi Ia berfokus kpd Allah, BapaNya dng seruan: “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.” (Lukas 23:46).
3. PENGAMPUNAN. Meski pun dikecewakan Petrus oleh penyangkalannya tiga kali, Yesus Kristus tidak benci & dendam, malahan MEMBERIKAN PENGAMPUNAN
Bagi Petrus dengan KARYA PEMULIHAN untuk kembali menjadi seorang rasulNya (Yohanes 21:15-19). Melalui pertanyaan sebanyak tiga kali: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku ?”, maka Yesus Kristus telah memberikan kesempatan bagi Simon Petrus untuk menjadi muridNya kembali. Simon pun kemudian benar-benar menjadi salah seorang rasul Yesus Kristus yang setia & mati sebagai seorang MARTIR.
MENGATASI RASA KECEWA:
(1) Mengekspresikannya scr proporsional (wajar/tdk berlebihan), ceritakan pada orang tua atau sahabat bijak anda.
(2) Berdoa, memohon kekuatan kepada Tuhan agar sabar & kuat memikul rasa kecewa
(3) Berikan PENGAMPUNAN.
(4) Jangan hidup dimasa lalu, lupakan & FOKUS kepada mimpi-mimpi Anda.
-Pdt. Suryadi-
No comments:
Post a Comment