Friday, 13 March 2015

Jujur ternyata bukan hanya kepada orang lain, pada diri sendiri pun penting

Amsal 3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Hiduplah apa adanya tidak munafik dan penuh kepura-puraan. Sering kali kita mengalami suatu situasi untuk tampail ada adanya tanpa dibuat-buat. Contoh: orang-orang yang sering menyembunyikan perasaannya karena mungkin untuk menyukakan orang lain atau supaya orang lain tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Orang-orang seperti ini tidak jujur dengan dirinya sendiri.

Mengapa harus Jujur pada diri sendiri ? Seseorang bisa terbuka kepada orang lain tetapi belum tentu kebenarannya.

Kejujuran yang paling berharga pada diri kita adalah ketika kita berani tampil apa adanya atau jujur pada diri sendiri. Orang yang hidup apa adanya tidak mengharapkan orang lain melihat diri kita lebih dari kenyataan. Misal ingin kelihatan lebih tegar saat menghadapi musibah, Orang-orang ingin kelihatan lebih rohani dengan penampilannya, ada orang yang ingin kelihatan murah hati padahal tidak ada uang yang pada akhirnya ngutang demi sebuah gengsi.


Ada orang berkomentar capek deh, hidup yang selalu dibuat-buat dan bersandiwara. Seharusnya ia bisa bersedih, tetapi karena ada orang lain maka ia harus menekannya. Seharusnya ia marah, tetapi karena ada orang lain ia tidak bisa marah dan akhirnya menekan perasaannya.

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan terus terang.

Nilai-nilai kejujuran dan Penerimaan diri
Matius 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Orang yang tidak jujur pada diri sendiri maka akan terlihat antara hati dan perkataan/sikap. Dengan demikian orang yang tidak jujur adalah orang yang munafik.

Penerimaan diri merupakan prinsip dasar seseorang untuk jujur terhadap diri sendiri. Ada beberapa hal yang dilakukan ketika seseorang tidak memiliki penerimaan diri :

  1. Jaim - jaga image, tidak mau terlihat kelemahannya, karena merasa terancam dan takut tidak diterima
  2. Menutupi rasa malu.-Seseorang yang merasa tidak diterima akan cenderung berusaha untuk menutupi kelemahannya karena merasa malu, jadi cenderung tidak jujur

Jujur atau berbohong adalah Reaksi Mekanisme pertahanan diri
Jujur atau bohong itu merupakan mekanisme pertahanan diri agar kita nyaman. Ada orang yang nyaman ketika ia jujur, namun tak jarang juga ada orang yang merasa lebih nyaman ketika dia tidak jujur. Kedua pilihan itu memiliki konsekuensi berbeda, dan salah satu ukuran yang dipakai untuk menimbang adalah hati nuraninya.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki reaksi tidak jujur pada diri sendiri:

1. Luka-luka
Orang-orang yang mengalami luka penolakan diri. Sering kali seseorang karena trauma dengan penolakan maka cara yang paling aman untuk tidak ditolak adalah berbohong/tidak jujur kepada diri sendiri, khususnya orang-orang yang suka mengasihani diri.
Luka tidak dihargai, seseorang akan cenderung jaga gengsi untuk memenuhkan diri supaya orang menghargainya. Ada orang bilang Jaim (jaga image)

2. Kebutuhan
Kebutuhan dikasihi, diterima adalah cara-cara orang mengasihani diri sendiri. Apabila orang melakukan mekanisme tidak jujur pada diri sendiri, karena ia cenderung mengasihani diri.

3. Mencari persetujuan dengan cara memanipulasi perasaan

Setiap orang memerlukan privasi – dimana privasi itu bisa dalam bentuk rasa kemandirian, otonomi, dan kebebasan.
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain.

Membentuk konsep diri yang benar untuk terbebas dari ketidakjujuran pada diri sendiri. Beberapa hal itu adalah :

  1. Tampil apa adanya
  2. Tidak gengsian
  3. Tidak memaksakan diri
  4. Berkat dari kejujuran terhadap diri sendiri
  5. Jiwa yang damai dan sejahtera, tidak perlu menjadi orang lain dan seperti orang lain.
  6. Bebas dari Perasaan Tertuduh
  7. Bertumbuh dalam Karakter Kristus
  8. Pandangan Firman Tuhan Mengenai Kejujuran
  9. Allah Menyediakan Pertolongan bagi orang yang jujur

Amsal 2:7-8 : Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,  sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
Amsal 5:21 Allah mengetahui segala sesuatu tentang kita sehingga tidak ada gunanya juga kita tidak jujur.
Mazmur 139:1-4 TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; 2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
1 Petrus 2:22 Jika kita tidak jujur terhadap diri sendiri, kita sedang tidak tidak hidup dalam karakter Ilahi
Allah menerima orang yang jujur terhadap diri sendiri dan tidak menghakiminya, bagaimanapun keadaan mereka.
Psalm 51:17 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Langkah-langkah praktis Untuk Jujur Terhadap Diri Sendiri :

  1. Belajar menerima kelebihan dan kekurangan kita dengan seimbang
  2. Utarakan pikiran dan perasaan kita yang mungkin selama ini dipendam, bisa menyatakan kepada Allah dalam doa, atau kepada orang lain yang kita percayai
  3. Ketika kita merasa sedih, ekspresikan perasaan kita yang sejujurnya dan menyerahkannya kepada Allah sehingga Ia dapat memberikan pertolongan
  4. Kembangkan keterampilan untuk mengenali diri kita sendiri, apa yang kita mau dan apa yang tidak kita mau
  5. Kembangkan gaya hidup bersyukur dan berhenti menghakimi diri sendiri dan kelemahan pribadi, sehingga kita punya keberanian untuk jujur pada diri kita sendiri
  6. Berhenti mengandalkan kekuatan sendiri dan miliki sikap berserah
  7. Orang yang tidak jujur terhadap diri sendiri seringkali tidak menyadari bahwa dirinya lemah dan butuh pertolongan, padahal saat kita berserah dan mulai melangkah dalam kehidupan yang apa adanya, Allah akan memberikan kekuatan dan sukacita
  8. Berhenti menghakimi orang lain dan berhenti untuk memberi standar kesalehan baik bagi diri sendiri maupun orang lain
  9. Menerima kelemahan orang lain akan menolong kita jujur terhadap diri sendiri dan menyadarkan bahwa kita juga punya kelemahan
  10. Jika masih merasa sulit untuk jujur terhadap diri sendiri, coba lihat kembali masa-masa pertumbuhan Anda, mungkin ada orang-orang yang perlu diampuni karena membentuk Anda menjadi pribadi yang sulit jujur terhadap diri sendiri

Kesimpulan
Jujur terhadap diri sendiri berarti membiarkan Allah bersinar melalui cacat cela dan kelemahan kita daripada berusaha menutupinya. Ketika kita bersikap jujur dan apa adanya, kita sedang membuka diri kita untuk mengalami kesembuhan, ditolong oleh Tuhan dan membuka diri bagi orang lain.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...