Saya dilecehkan secara seksual selama 18 tahun oleh ayah, dan keluarga saya.
Ibu saya tidak menolong waktu saya dilecehkan secara seksual. Ibu yang harusnya menolong saya dengan penuh kasih hanya membiarkan saya begitu saja.
Ayah yang harusnya melindungi saya tapi malah melecehkan saya. Saya menikah dengan seorang laki-laki karena saya pikir suami saya bisa menjaga dan mengasihi saya. Ternyata
tidak. Kasih itu tidak saya dapatkan.
Waktu saya hamil pertama, dan keguguran, mantan suami saya malah mabuk-mabukan dan pergi dengan wanita lain. Waktu saya hamil kedua, dia malah meninggalkan saya dan pergi dengan wanita lain begitu saja –dalam keadaan hamil.
Betapa hancurnya hidup saya.
Akhirnya ada seorang pria, suami saya sekarang (Dave Meyer), yang mau menerima saya dalam keadaan hancur dan meski saya hamil. Dan akhirnya kami menikah.
Tuhan mengasihi saya walau hidup saya hancur. Saya mau berkata bahwa engkau yang masih lajang Tuhan akan membuat suatu “Divine Connection”, (Koneksi yang Ilahi) Dia akan menghubungkan seseorang spesial yang tepat untuk masuk dihidupmu.
Izinkan Tuhan membawa orang yang tepat kedalam hidumu. Kalau saya yang hancur saja masih dipertemukan Tuhan dengan pasangan hidup saya, apalagi engkau yang hidupnya mungkin tidak mengalami yang saya alami. Engkau harus percaya. Yang menyenangkan Tuhan adalah imanmu.
Bapa disurga berkata: ”Inilah AnakKu yang Kukasihi kepadaNyalah Aku berkenan.” Tuhan berkenan kepadamu. Dia tidak akan pernah berhenti mencintaimu. Tuhan tidak marah kepadamu. Tuhan akan memberikan pekerjaan yang kau butuhkan. Pasangan ilahi untukmu. Jangan suarakan ketakutanmu dan berkata:”Oh, saya tidak akan punya pekerjaan.” Tidak ada orang yang mau menikah dengan saya. Suarakan imanmu!” Tuhan akan mengurusi hidupmu.
Memulihkan Masa Lalu!
Di tengah sukses pelayanan dan serangkaian kemenangan pribadi (Meyer sembuh dari kanker payudara pada awal 1990-an dan memperbaiki hubungan yang retak dengan keempat anaknya), ia merasa tantangan terbesarnya bisa jadi adalah menghadapi masa lalunya sendiri.
Dua kali ia mendatangi ayahnya, menyatakan bahwa ia telah mengampuni apa yang terjadi dahulu. Namun, dua kali pula ayahnya menolak mengakui apa yang terjadi.
Pemulihan terjadi tiga tahun kemudian ketika mereka berkunjung pada perayaan Thanksgiving.
Saat mereka memasuki pintu rumah, ayahnya mulai menangis. "Aku ingin mengatakan betapa aku menyesal atas apa yang dahulu kulakukan kepadamu," katanya. Joyce mengampuni ayahnya. Sepuluh hari kemudian, ia membaptis ayahnya dalam sebuah upacara sederhana di St. Louis Dream Center.
Saya hanyalah wanita biasa sepertimu. Namun saya berani keluar melangkah dari perahu. Keluar dari kemah kenyamananmu. Saya tidak tunduk terhadap ancaman. Tidak terlambat untukmu memulai suatu visi yang baru.
Katakan “selamat tinggal masa lalu. Selamat tinggal ketakutan.” Saya berdoa engkau punya hati seorang penuntas, “Heart of a Finisher.” Saya tidak takut. Saya tidak mau berhenti. Lawan ketakutanmu.
-Joyce Meyer-
No comments:
Post a Comment