Monday, 29 June 2015

Manusia Kecil Vs Manusia Besar

Tahukah kamu, salah satu kelemahan manusia adalah selalu merasa benar ?
Ada seorang karyawan (anggap saja namanya : Kutu Kupret) yang selalu complain mengenai kekurangan perusahaannya, semua hal dikeluhkan; terlalu banyak peraturan, tidak memikirkan kesejahteraan karyawan, pemilik yang terlalu cuek, tidak ada bonus ini itu, kerjanya terlalu berat… berbagai macam hal.

Suatu ketika, curhatlah Kupret ini pada saudaranya yang sudah menjabat sebagai manajer di sebuah perusahaan besar yang sudah membuka cabang diseluruh dunia. Setelah berjam-jam curhat, dengan emosi dan perasaan yang meluap-luap. Saudaranya hanya ngomong gini :
“Hey Kupret kamu itu seperti seorang supir yang sering mengeluh karena kemacetan kota. Karena kamu pakai mobil, kamu tidak bisa melihat kondisi beberapa blok didepan kamu. Kamu hanya melihat dengan sudut pandang yang kecil.

Coba cara berpikir kamu itu seperti sedang mengendarai helicopter, yang bisa melihat dari sudut yang tinggi, sehingga bisa melihat beberapa blok didepan kamu. Yang artinya kamu mulai berpikir sebagai manajer atau pemilik perusahaan. Mulai berpikir bagaimana memajukan perusahaan, apa yang bisa kamu berikan buat perusahaan, sudut pandang apa yang bisa kamu berikan, kasih masukan diblok mana yang sedang terjadi kemacetan, blok mana yang bisa memberikan kelancaran. Bukannya mengeluh seperti ini dengan sudut sempit. Mengeluh apa yang tidak kamu dapat dari perusahaan”

“Kalau kamu terus mengeluh seperti ini, kamu sudah keburu kecapaian, dan tidak akan mempunyai sudut pandang helicopter, yang akhirnya juga hidup kamu tidak akan pernah besar, kamu selamanya akan menjadi manusia kecil.”

“Nah sekarang pertanyaannya kamu mau jadi manusia besar apa manusia kecil ?”

Ciri manusia kecil (kaya si Kutu Kupret) :
Si Kupret itu sebenarnya pintar… pintar menghitung hal-hal ini:

1. Uang (kekayaan). Manusia kecil melakukan segala sesuatunya yang terbaik karena ngejar uangnya saja, ada uang ada harga yang dibayar. Tidak ada uang, ngapain repot-repot, gaji tetap sama koq. Selain itu punya prinsip makin kaya makin bahagia. Karena manusia kecil fokusnya uang, banyak yang lupa mewarisi “karakter” pada anak-anaknya.

2. Manusia kecil menghitung kebahagiaannya berdasarkan keadaan sekitar. Saat yang lain punya hp lebih bagus, dirinya merasa tidak diberkati Tuhan. Saat yang lain memiliki apa yang dirinya tidak miliki (keluarga bahagia, pasangan ideal, kerjaan yang enak, orang lain lebih berbakat, orang lain lebih sukses), timbul rasa iri, minder dan kuatir.

3. Manusia kecil umumnya pandai menghitung kesalahan dan kejelekan orang lain; semua kesalahan orang lain dicatat atau diingat di otaknya.
Di dalam fabel mengenai Esof, seorang budak yang bijaksana, dikatakan bahwa manusia mempunyai dua kantong, satu di depan dan satu di belakang. Kantong yang di depan untuk mengisi kebaikan diri sendiri dan kesalahan orang lain, sedangkan yang di belakang untuk mengisi kebaikan orang lain dan kesalahan diri sendiri.
Maksudnya, setiap orang suka melihat kebaikan diri sendiri dan kesalahan orang lain dan menaruh semua itu di depan matanya. Tetapi, kesalahan dirinya sendiri ditaruh di belakang sambil menghibur diri: “Tidak apa-apa, semua manusia bisa salah. Nobodys perfect gan” Kebaikan orang lain juga ditaruh di belakang sambil berkata: “Memang sudah seharusnya dia melakukan hal itu.” 
Inilah sifat umum manusia yang egois: Mengingat kebaikan diri sendiri dan kesalahan orang lain, serta melupakan kesalahan diri sendiri dan kebaikan orang lain.

Lalu manusia besar itu yang seperti apa sih ?
Manusia besar itu selalu berusaha melihat dari cara pandangnya Tuhan (Persepektif Tuhan). Jika kita melihatnya sama seperti cara Tuhan melihat maka kita bisa ikut ambil bagian dalam pekerjaan besar-Nya.
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal (2kor4:18). 
Eh…. Yang tidak kelihatan itu seperti apa sih ? Karakter yang seperti Kristus (Kol1:28)

Ciri Manusia Besar :

1. Beban itu kebaikan
Otot adalah sesuatu yang luar biasa dalam tubuh manusia. Beratnya ringan tapi massanya besar dan punya kekuatan yang besar juga. Saya percaya semua atlet atau binaragawan sebenernya tidak ada yang mau dilatih hingga sakit-sakit badannya tiap hari. Namun karena mereka melihat percaya apa yang mereka lakukan membawa hasil yang baik, mereka mau menjalaninya dengan giat.
Sama halnya seperti setiap keluhan, masalah, beban dan hambatan yang kita hadapi semuanya itu memang tidak enak. Tetapi manusia besar mau menjalaninya dengan sebaik mungkin karena percaya itu membawa kebaikan.
Loh koq, beban dianggap kebaikan ? 
Karena Tuhan tidak ingin kita menjadi manusia kecil, yang mudah mengeluh, mudah tergoncang, mudah marah, mudah tawar hati !

Ams24:10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
Dari ayat diatas bisa dijabarkan:
Mudah tawar hati = kecil kekuatan, artinya masalah kecil = manusia kecil.
Semakin dilatih akan menjadi : masalah besar = manusia besar!

Hey manusia besar, ketika kamu sedang mengalami beban, tetaplah memuji-muji Tuhan karena itu bagian dari rancangan indah Tuhan! 


2. Tetap tenang
Oke sekarang kamu tidak tawar hati, tapi bebannya masih tetap ada, berat memang, ga semudah apa yang diomongin orang. 
Seringkali ketika menghadapi suatu masalah, misalkan masalah keuangan, manusia kecil langsung mendeskripsikan masalah tersebut dengan keseluruhan hidupnya sehingga pagi siang malam sampai berhari-hari bisa meraung-raung karena masalah tersebut, seolah-olah hidupnya sudah berakhir (ada yang beneran sampai bunuh diri lho.)
Pertanyaannya, manusia ini sedang mengalami masalah keuangan apa masalah nyawanya ? Koq masalah keuangan jadi ke masalah nyawa yah.

Ef 5:15-17 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Manusia besar bisa mengontrol dirinya agar tidak dikuasai oleh masalah, dia tetap tenang, karena apa ? Karena dia percaya Tuhan! Jangan membesar-besarkan masalah kecil seolah-olah Tuhan tidak lebih besar dari masalah kita.

Hey manusia besar jangan sampai kita terpeleset dari tujuan hidup kita dan terlalu fokus dengan 1 atau 2 beban kita, masih banyak yang bisa kita syukuri. Beban memang selalu ada tapi sikapi dengan bijak jangan bodoh.


3. Memegang kebenaran
Yes42:6 Aku, TUHAN, telah memanggilmu dalam kebenaran. Aku akan memegang tanganmu dan menjagamu. Aku akan menetapkanmu sebagai satu perjanjian bagi umat manusia dan sebagai terang bagi bangsa-bangsa.

Ada kalanya beban yang kita alami begitu beratnya sehingga kita akan membuka celah bagi hal-hal yang tidak baik untuk masuk. Orang yang mengalami masalah keuangan akan dengan mudah tergoda untuk menggesek kartu kredit. Orang yang mengalami masalah pasangan hidup akan mudah tergoda untuk menikahi orang berbeda iman. Orang yang mengalami masalah pertemanan, akan mudah menghakimi ataupun dinasehati oleh orang yang salah.

Manusia besar memegang apa yang benar, bukan bergerak berdasarkan perasaan, hati atau cara instant yang tidak benar.
Gunakan waktu-waktumu untuk hal-hal yang mengisi roh kamu. Beribadah, berdoa, saat teduh, merenungkan Firman, karena kalau tanpa kekuatan dari Tuhan, kita akan mudah tergelincir dan mudah meninggalkan kebenaran demi hal-hal lain.

Hey manusia besar, jangan malu perkatakan iman, jangan takut memegang kebenaran dan dikatakan “sok rohani”, hidup kamu di tangan kamu, berdasarkan perkataan Tuhan, bukan berdasarkan perkataan orang-orang.


Diskusi : 
1. Apakah kamu pernah mengalami menjadi manusia kecil ? sharingkan
2. Apakah kamu yang dulu dengan kamu yang sekarang berbeda ? koq bisa berubah ? bagi dong tipsnya!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...