Wednesday, 8 July 2015

Transformasikan diri kamu berdasarkan temperamen

Pernahkah kamu menemui seseorang yang sudah kamu nasehati, kamu arahkan, bahkan kamu marahi, tapi karakternya tidak berubah ? masih keras kepala, seenaknya, sombong, mudah emosi…
Seringkali perubahan terbesar yang kita inginkan (kita berpikir) datangnya dari luar padahal sebenarnya perubahan terbesar ada dalam pola pikir kita. Walaupun seseorang berada dilingkungan yang baik, namun bila masih ada kekerasan hati tetap tidak akan membawa perubahan sifat atau karakter-karakternya. Makanya tidak aneh bila banyak orang yang kenal Yesus, tapi tidak mengalami perubahan karakter.

Kenapa seorang petinju membutuhkan seorang pelatih ? Toh belum tentu pelatih tersebut lebih hebat dari petinjunya kan ? Karena seorang petinju tetap membutuhkan seseorang untuk melihat “blind spot” sang petinju, agar bisa mengkoreksi kekurangan-kekurangannya. Apakah pergerakan kakinya salah, posisi badannya salah, tinjunya kurang keatas dsb.
Dan hebatnya Allah pencipta kita sudah menyediakan pelatih-pelatih agar kita semakin maksimal!
Yaitu orang-orang disekitar kita !

Rom 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
“Segala sesuatu” artinya kita dipertemukan dengan orang-orang disekitar kita juga adalah bagian dari rencana Tuhan. Baik itu orang yang menyebalkan, selalu beda pendapat, ataupun yang selama ini kita kagumi.

Kalian pasti pernah dengar kan test temperamen seperti : Sanguin, Melankolis, Korelic, Plegmatis.
Berbargai pergesekan, perbedaan pendapat bisa terjadi, karena itu kita perlu tahu, bahwa tipe tiap orang berbeda-beda dan terlebih lagi mengetahui diri kita sendiri, apa yang perlu kita koreksi, dan apa yang memang menjadi keunikan kita. Hati-hati yah jng sampai terbalik… Bila ada kejadian yang seharusnya menjadi bahan untuk mengkoreksi diri, tetapi kitanya malah mengeraskan hati dan jadi ngomong “Ah, saya mah apa adanya.”
Misalkan seorang sahabat sedang menegur cara kita bergurau yang kerap menyinggung fisik atau kelemahan seseorang, jangan sampai kita bilang “Ah cuman bercanda ini koq.” Atau “Saya mah memang begini orangnya, be u’r self aja jangan jadi orang munafik”
Sebenarnya kejadian tersebut seperti kita sedang diberitahu pelatih, tetapi kita menolak nasihat pelatih. Yah pelatih ga bisa memaksa juga sih, kan petinju yang biasanya bayar pelatih, tapi jangan sampai kita menyesal kemudian dan kalah di ring tinju, alias kita akan jadi marah seseorang karena cara bergurau kita.

Jadi siap-siap yah ketika dikoreksi oleh pelatih kita, bedakan benar-benar mana yang perlu dikoreksi mana yang memang keunikan kita.
Seorang melankolis bisa saja mempunyai perasaan
“Si korelic terlalu keras.”
“Ah si plegmatis terlalu cuek.”
“Si sanguin terlalu banyak bicara.”
Apakah ucapan melankolis tersebut salah ? Belum tentu… Sanguin terlalu banyak bicara, salah kalau memang sedang bekerja, benar kalau memang saat hangout bareng teman, sanguine bisa menjadi “si pencair suasana”
Plegmatis terlalu cuek ? benar, tetapi itu sebuah keuntungan ketika plegmatis menghadapi masalah, dia tidak mudah tergoncang dan mood-mood-an. Disebut tidak baik juga memang iya, karena dia kurang motivasi untuk memberikan lebih dari yang diminta bosnya, selalu di zona nyaman.
Sekarang kalau korelic dianggap keras. Apakah keras selalu berdampak negative ? tidak juga. Karena keras, biasanya orang korelic punya daya juang yang tinggi, selalu ingin menjadi no.1 bayangkan kalau kita sebagai atlet tidak punya daya juang tinggi. “Yah bersyukur dah jadi juara 2 juga, sudah untung.” No! jangan pernah puas dengan keadaan no.2

Tapi, “tau darimana kalau ucapan atau perbuatan saya ini benar atau tidak ?”
Kejarlah buah-buah roh!
Gal. 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Jadi coba test temperamen diri kamu, dan mulai instropeksi diri :

1. Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita, dan kebaikan; namun Roh Kudus perlu "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah. Demikian juga kesabaran ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap "grusa-grusu", kemurahan ganti egoistis, iman ganti rasa takut, kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri ganti kurang displin. Kata kunci : “Penguasaan diri, kesabaran”

2. Orang koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita, dan ketekunan. Roh Kudus perlu “memasok” rasa kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis, sikap tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, dan iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri. Kata kunci : “Kelemahlembutan, kemurahan.”

3. Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri, dan tahan menderita. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan sikap mengkritik atau pun menghakimi, serta iman ganti kekhawatiran yang terus menguasainya. Kata kunci : “Sukacita, damai sejahtera”

4. Seorang Plegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan. Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhadap yang lain. Demikian juga daya tahan ganti kecenderungan cepat menyerah. Iman ganti segala kekhawatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk aman. Kata kunci : “Kasih, kebaikan”

Dalam pemenuhan yang terus-menerus oleh Roh Kudus, maka keempat temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah. Petrus si Sanguin, Paulus si Koleris, Musa si Melankolis, dan Abraham si Plegmatis adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.
Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi temperamen tersebut.
Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya.
Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah.
Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh." (Gal. 5:25)

Diskusi :
Buatlah kata-kata singkat sesuai ayat-ayat Alkitab yang bisa meng-encounter kelemahan kamu, hafalkan dan praktekan setiap hari terutama saat kelemahan kamu sedang diserang!

Misalkan : “Tuhan Kaulah gunung batuku & perisaiku,” “Tuhan Kaulah sukacitaku,” “Tuhan Kaulah segalanya,” “Tuhan Kaulah pembelaku, “ ”God You are my provider,” “My God is bigger than my circumstances.” 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...