http://chicnsavvyreviews.net/ |
Tahun 1986, NASA membuka lowongan bagi 1 guru di Amerika untuk menjadi astronaut. Seorang guru bernama Frank Slazak berdoa mati-matian dan berusaha mengisi lembar aplikasi sebaik mungkin, agar menjadi 1 orang beruntung tersebut. Doanya terjawab! Dari 46000 guru diseleksi hingga menjadi 100 orang. Frank memang masuk diantara 100 orang tersebut, namun singkat cerita bukan dia yang terpilih menjadi 1 guru yang berhak ke luar angkasa.
Frank kecewa luar biasa, Frank merasa doa-doanya tidak didengar Tuhan “Why God? Why not me? What part of the right stuff did I lack? How could I face my students, my family and may community?”
28 Januari 1986. 17 Detik saat lepas landas Pesawat Challenger yang menjadi impian Frank meledak. Di saat itu semua pertanyaan Frank barulah terjawab.
Terjawabnya doa terkadang tidak bisa langsung terlihat wujudnya, seperti yang dialami Frank. Namun bukan berarti
Tuhan tidak mendengar doa-doa kita. Seperti sang anak yang tidak pernah tahu kenapa Bapanya melarang-melarang dirinya bermain pisau. Namun Bapa tahu yang terbaik untuk anaknya, walau sang Bapa harus merelakan perasaannya melihat sang anak menangis, dan menyebutnya sebagai Bapa yang jahat, tidak adil.
Jadi harus bagimanakah agar doa kita dikabulkan ? pastikan doa-doa kita itu sesuatu yang baik, jangan seperti sang anak yang meminta pisau…. dan perhatikan hidup kita apakah sudah layak dimata Tuhan.
Empat hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa :
1. Dosa dan kejahatan (Yesaya 59:1-2): “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
Ketika kita hidup dalam kedagingan, dan bukannya dalam Roh, kita akan menjadi malas berdoa dan kalaupun bisa berdoa, namun komunikasi dengan Allah tidak lancar. Meskipun kita menerima natur baru ketika kita dilahirkan kembali, natur baru itu masih berdiam dalam tubuh yang lama dan “tenda” kita yang lama sudah korup dan berdosa. Daging dapat mengambil alih kendali atas tindakan, sikap dan motivasi kita kecuali kalau dengan rajin kita “mematikan perbuatan-perbuatan tubuh” (Roma 8:13) dan dipimpin oleh Roh dalam hubungan yang benar dengan Allah. Hanya demikian kita akan mampu untuk berdoa dalam persekutuan yang dekat dengan-Nya.
2. Menutup telinga terhadap jeritan orang lemah (Amsal 21:13): “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.”
Janganlah kita menutup telinga dan tidak peduli akan beban orang lain. Belajar mendoakan beban orang lain. Kalau kita tidak perduli terhadap kebutuhan orang lain, Allah bisa saja tidak mempedulikan doa kita. Ketika kita menghampiri Allah dalam doa, perhatian utama kita haruslah kehendak-Nya. Yang kedua adalah kebutuhan orang lain. Hal ini berasal dari pemahaman bahwa kita harus mempertimbangkan orang lain lebih dari diri sendiri dan memperhatikan kepentingan mereka melebihi kepentingan kita sendiri (Filipi 2:3-4).
3. Masih belum mengampuni sesama saudara (Markus 11:25): “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”
Ketika kita menolak mengampuni orang lain, akar kepahitan mulai bertumbuh dalam hati kita dan mencekik doa-doa kita. Bagaimana kita dapat berharap Allah mencurahkan berkat-Nya atas kita, orang berdosa yang tidak layak, kalau kita menyimpan kebencian dan kepahitan terhadap orang lain? Prinsip ini digambarkan secara indah dalam perumpamaan hamba yang tidak mengampuni dalam Matius 18:23-35. Cerita ini mengajarkan bahwa Allah telah mengampuni hutang kita yang tak terbayangkan besarnya (dosa kita), dan Dia mengharapkan kita mengampuni orang lain sebagaimana kita telah diampuni. Menolak melakukan itu akan menghalangi doa-doa kita.
4. Kebimbangan (Yakobus 1:6-7): “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.”
Karena kita datang kepada Allah dengan keyakinan bahwa Dia akan mengabulkan permohonan kita, bukan berarti Dia akan merasa wajib untuk mengabulkan. Berdoa tanpa ragu artinya berdoa dalam keyakinan dan pemahaman akan karakter, natur dan motif Allah. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Ketika kita menghampiri Allah dalam doa, meragukan karakter, tujuan dan janji-janji-Nya berarti kita amat menghina Dia. Keyakinan kita haruslah pada kesanggupan-Nya mengabulkan semua permohonan yang sesuai dengan kehendak dan tujuan-Nya dalam hidup kita. Kita harus berdoa dengan pemahaman bahwa dalam situasi terburuk pun itu adalah scenario Tuhan yang paling baik.
Kesimpulan :
Tahukah kamu, ada seorang anak yang begitu kangen akan quiche (makanan perancis, seperti pie) yang biasa dibuat bersama-sama temannya. Namun sekarang karena dia sedang studi ditempat lain (dan home sick…) dia hanya bisa berdoa agar Tuhan memberikan damai sejahtera.
Pada suatu waktu, ketika istirahat siang… ada konsumsi yang diberikan oleh orang gereja. Dan konsumsi tersebut adalah quiche! Pada saat itu air matanya mengalir, dan berkata dalam hati betapa baik dan besar kuasanya Tuhan. Dari hal-hal sekecil apa pun Tuhan perhatikan. Makanan ini hampir tidak ada yang menjual entah bagaimana caranya Tuhan bisa membawakan untuk dirinya.
(Luk 15:11-32) Sesungguhnya Tuhan selalu mendengar doa-doa kita, hanya kitalah yang suka berpikir seperti anak sulung yang merasa : “Tuhan kenapa si bungsu diberi lebih, padahal dia telah jauh daripada engkau”
Tapi jawab Tuhan : “segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu, Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Jadi, mari bangun kembali mezbah doa kita, bangun kembali manusia roh kita jangan menjadi orang Kristen yang "aktivitas diluarnya" banyak, tetapi ketika diminta “didalam” yaitu dalam rohnya ternyata tidak ada apa-apanya. Beranikan diri untuk berdoa di komsel, bawa Firman, ajak teman-teman beribadah, dan bersukacitalah ketika teman yang telah hilang, didapat kembali.
No comments:
Post a Comment