Monday, 22 June 2015

Mari mencintai tanpa logika...

“Bukan nya aku tak tahu
Kau sudah ada yang punya
Karna kau telah bisikkan cintamu padaku
Ku tahu engkau berdusta”
“Cinta ini kadang kadang tak ada logika”

Sepenggal lirik dari lagu agnes monica mengingatkan kita akan cinta yang sudah diluar logika atau diluar akal sehat. Yah kamu pernah ‘kan punya teman yang sudah dinasehati ini itu, jangan sama si A, jangan sama si B soalnya gini gini…
Eh namanya cinta mah engga pake logika. Nasehat kamu malah sering tidak didengar. Bahkan banyak yang meninggalkan imannya gara-gara cinta.
Mungkin itu hebatnya cinta lha yah (cinta yang salah sih sebenarnya).
Tapi disini kita tidak akan membahas tentang relationship, tapi kita belajar menginstropeksi diri, kalau manusia bisa mencintai tanpa logika, kenapa yah kita begitu susah mencintai Tuhan tanpa logika juga.

Kita masih mau tetap bahas tentang berdoa nih. Seringkali doa bukan menjadi sesuatu yang utama karena kita masih pake logika.

Kel 17:8-13
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Secara logika, kayanya aneh banget gak sih kalau Musa mengangkat tangan Israel menang, kalau tangan Musa turun, jadi Amalek yang menang.
Tapi itulah yang terjadi, doa Musa menjadi penentu kemenangan!

Jadi seharusnya kalau kita cinta Tuhan, sudah ga usah pake logika lagi kalau berdoa.
 “Doanya nanti aja deh, Tuhan kan tahu isi hati gua”
“Ah masa sih cukup dengan doa ?!”
“Ah kebetulan aja kali itu mah, bukan mujizat doa”
“Gak usah berdoa lha, yang penting berusahanya aja”
“Berdoa aja dalam hati, sama aja koq”
“Ngapain gua doa, selama ini gak pernah dijawab sama Tuhan tuh”
“Puasa ga puasa, sama aja kali”
“Jangan terlalu serius lha sampe puasa segala, nyiksa-nyiksa diri.”

“Aduh ntar kalau puasa, gw tambah kering kerontang dong… “
Lhooo logikanya sih memang ia, tapi ingat kisah Daniel ? Dan 1:8-15 yang makan sayur malah lebih gemuk.

Walaupun tetap sebagai manusia harus berusaha, jangan sampai doa dikesampingkan, dan malah lebih memilih logika sepenuhnya.
Salah satu hal yang penting dalam berdoa dan agar kita engga melulu pake logika adalah…

Kerendahan Hati !

Kerendahan hati adalah sebuah karakter (sifat) sekaligus sebuah sikap (perilaku). Ia disebut sifat karena ia berada di wilayah pikiran dan hati yang berperan besar dalam menghasilkan perilaku manusia.
Disebut perilaku karena ia harus terwujud dalam perilaku-perilaku tertentu yang oleh khalayak umum diakui sebagai tanda-tanda kerendah-hatian. Kerendah-hatian sejati muncul apabila karakter(sifat) menyatu dengan sikap(perilaku) dan saling melengkapi seperti 2 sisi pada satu koin.
Kita tidak dapat mengatakan seseorang itu rendah hati apabila kita tidak melihat sikap(perilaku) rendah hati dalam hidupnya. Sebaliknya, kita juga tidak dapat menyimpulkan bahwa seseorang itu rendah hati melalui sikap(perilaku)nya saja, karena ada kemungkinan sikapnya adalah rekayasa.

Sama halnya dalam Luk 18:9-14 digambarkan seorang farisi yang datang pada Tuhan untuk menyombongkan diri, berbeda dengan pemungut cukai yang benar-benar merendahkan hati.
Berketetapanlah untuk merendahkan hati, ambil sikap berdoa, bukan untuk dilihat orang dan dipuji, tetapi merupakan dorongan hati baik itu saat suka maupun duka, kita menyadari kita butuh Tuhan setiap saat, kita mau merendahkan hati sebagai manusia ciptaan Tuhan :
·         Kita berdoa karena menyadari kita tidak sempurna dan sering melakukan kesalahan
·         Kita berdoa karena menyadari  butuh Tuhan untuk dipulihkan dan diarahkan
·         Kita berdoa karena menyadari perlu bersyukur karena kasih setia-Nya
·         Kita berdoa karena percaya kepada kuasa roh kudus

Alkitab sendiri secara jelas menyatakan kerendahan hati adalah sesuatu yang penting. Dasar sikap rendah hati dalam Alkitab adalah kehidupan Yesus sendiri, mulai dari kelahiranNya di kandang domba, kerendahan dalam sikap sehari-hari di masa hidupNya dan akhirnya kerendahan dalam pengorbananNya di Kayu Salib.
Dengan kerendahan hati Yesus berdoa “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Ada seorang Bapak di Tasik yang tertipu oleh rekan bisnisnya, saat itu hampir semua hartanya ludes. Berbagai cara telah dilakukan agar uangnya bisa kembali, pengacara, polisi, debt collector semua sudah dicoba. Tapi belum bisa kembali juga tuh uangnya. Bapak ini akhirnya datang kepada Pak Rubin. Pak Rubin cuman berkata : ikuti menara doa, pagi siang malam.
Bapak itu bertanya dengan logika : “Lho pak, apa cukup dengan doa saja” “Saya sudah coba segala cara lho.”
Pak Rubin : “Segala cara manusia sudah dicoba, sekarang kita pakai cara Tuhan”
Dengan terpaksa dan sambil menangis-nangis dalam setiap doa yang dia ikuti di gereja, Bapa ini merendahkan hati pada Tuhan dan terus setia berdoa.
Hingga suatu ketika rekan bisnisnya yang telah menipu dia menelepon Bapak ini, dia berkata selama ini entah kenapa keingetan dan sadar bahwa dia telah berdosa menipu sang Bapak. Hingga akhirnya rekan bisnis ini mau mengembalikan uang yang telah diambilnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...