Kita sebagai manusia, sering sekali merasa kurang. Kurang waktu, kurang kaya, kurang kasih sayang, kurang perhatian. Sehingga kita tidak bisa berbagi dengan orang lain. Berbagi waktu, berbagi harta, berbagi kasih sayang, berbagi perhatian.
Tetapi sekarang pertanyaannya : Emang harus yah berbagi ? Kenapa musti gua ? Kenapa gua mesti berkorban ? Kenapa gua yang repot ?
Amsal 11:24 Ada orang yang menyebar harta tapi bertambah kaya. Sementara yang menyimpan harta, semakin miskin.
Ayat ini mungkin buat beberapa orang sulit dimengerti, karena kebanyakan orang mungkin berpikir menabung untuk diri sendiri saja sulit, apalagi mau kasih ke orang lain?
Namun, percayalah bahwa dunia kehidupan orang yang murah hati bertambah besar. Dunia kehidupan orang yang picik akan
bertambah sempit. Karena orang yang murah hati memikirkan orang lain. Dan orang yang picik hanya memikirkan dirinya sendiri terus. Ketika kita bermurah hati memberikan kado untuk orang yang berulang tahun, atau orang yang sedang kesusahan. Walau kita melakukan dan memberi tanpa bermaksud untuk mendapatkan balasan, tapi tanpa kita sadar, kita telah menanam benih sukacita di hati orang yang menerima kebaikan dan pertolongan kita.
Memberi bukan sekedar memberi. Bila kita memberi lalu mengharapkan imbalan artinya kita sedang berbisnis. Kita harus belajar memberi dengan bermurah hati atau dalam bahasa inggris artinya generous. Kata generous adalah memberi yang melibatkan sebuah pengorbanan, atau melepaskan apa yang penting ditangan. Beda dengan memberi sesuatu yang tidak penting. Terkadang kita tidak mau memberi karena itu berat buat kita.
Ada 3 hal yang menghalangi kita untuk memberi:
1. Ignorance – ketidakpedulian
Luk 10: 25-37 Orang Samaria yang baik hati.
Jika anda melihat dari ayat ini maka anda akan membaca bahwa sebenarnya Imam dan seorang Lewi melihat seorang yang terkapar ditengah jalan. Tidak ada seorang pun yang sengaja melewatkannya. Samaria itu sebenarnya adalah musuh Israel namun apa yang terjadi, dia memilih untuk pergi dan melakukan ‘sustainable generosity’ Orang Samaria ini tidak datang menolong dan pergi tetapi Ia menolong orang tersebut hingga tuntas. Apa yang dilakukan itu merupakan standarnya Tuhan.
Terkadang kita melihat, kita bukannya tidak tahu bahwa seseorang sedang membutuhkan pertolongan. Kita melihat tetapi kita tidak mau berhenti, kita memilih melihatnya hanya dari seberang jalan.
2. Egosentris
Kita menolak untuk memberi karena didalam hati kita sempit hanya ada saya, diri saya dan aku (Me, Myself and I), tidak ada tempat untuk orang lain.
3. Terlalu banyak berpikir
Generosity sekali lagi adalah sikap hati. Untuk memberi kita tidak butuh berpikir. Saat melihat orang luka tersebut, Imam dan Lewi mungkin ingin menolong tetapi mereka terlalu banyak berpikir.
Bil 18:30-32 Lagi haruslah engkau berkata kepada mereka: Apabila kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya, maka bagi orang Lewi haruslah hal itu dihitungkan sebagai hasil tempat pengirikan dan hasil tempat pemerasan anggur; kamu boleh memakannya di setiap tempat, kamu dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk membalas pekerjaanmu di Kemah Pertemuan. Dan dalam hal itu kamu tidak akan mendatangkan dosa kepada dirimu, asal kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya; demikianlah kamu tidak akan melanggar kekudusan persembahan-persembahan kudus orang Israel, dan kamu tidak akan mati."
Ayat diatas dibuat jaman perjanjian lama kepada Harun sebagai pemimpin dari para Imam. Mereka mungkin mau menolong tetapi mereka tidak mau repot karena kalo mereka menajiskan diri dengan darah orang maka mereka harus mengkuduskan diri mereka kembali (Dengan berbagai persembahan). Tujuan Imam dan Lewi adalah untuk melayani Tuhan namun mereka cuma memikirkan diri sendiri dan tidak mau direpotkan.
Yu, kita pelajari lebih dalam kenapa kita harus memberi :
1. Memberi sebenarnya adalah menabur.
2 Kor 9:10-11. Tuhan menyediakan BENIH untuk DITABUR, dan roti untuk dimakan.
Benih tidak akan pernah bisa menjadi buah dan buahnya dinikmati oleh orang banyak kalau ia tidak DITABUR. Kalau benih dimakan sendiri, maka dunia dan hidup akan semakin sempit. BENIH tidak akan bisa mencapai tujuan akhir ia diciptakan jika ia tidak ditabur. Roti dibuat untuk dimakan. Namun benih diciptakan untuk ditabur, berbuah, menghasilkan dan menjadi berkat untuk orang lain.
1 Kor 10:24. Benih harus ditaburkan, bukan hanya dipakai untuk diri sendiri.
-Your gift may leave your hand, but it can never leave your life-
2. Memberi membuat kita dapat berkata cukup.
Amsal 30:7-9 Salomo yang sudah mempunyai segala sesuatunya mengatakan kita harus berketetapan hati mengatakan cukup. Di ayat 9 berkata, Kita selalu merasa hidup kurang karena apa yang kita punya kita rasakan sedikit. Sehingga kita berusaha untuk mencari lebih banyak lagi dengan mengorbankan segala apapun yang kita punya (kata : mencemarkan nama Allah). Namun saat kita punya lebih banyak, tidak langsung serta merta membuat kita merasa hidup lebih juga (kata : Menyangkal-Mu).
Saat kita merasa CUKUP maka rasa PUAS akan datang ke tempat tinggal kita dan akan membuat kita hidup LEBIH walau punya hanya SEDIKIT. Banyak yang berhasil untuk punya banyak tapi selalu merasa kurang.
3. Memberi membuat kita bersukacita.
Kis 20:35. Lebih besar sukacita pada saat kita memberi daripada saat kita menerima. Selfishness/Pelit/Egoisme akan membunuh kita. Karena sukacita tidak pernah datang.
Sukacita yang lebih besar pada saat memberi daripada menerimaa. Dengan keterbatasan yang dimiliki tapi tetap berusaha untuk memberi lebih. Hati yang gembira adalah obat.
Amsal 3:27-28. Janganlah menahan kebaikan dari orang yang berhak menerimanya kalau kita bisa melakukannya. Apa yang kita pilih untuk lakukan dalam hidup kita adalah pilihan.
Amsal 11:25. Siapa banyak memberik berkat diberi kelimpahan.
A generous man will prosper. Orang yang murah hati hidup berlimpah. Kelimpahan adalah akibat dari kemurahan hati. Dengan cara menabur atau memberi. Ingat yah memberi bukan hanya dalam hal materi, tetapi waktu, tenaga, talenta.
Jadi, sudahkah kita siap untuk menerima sukacita datang dan tinggal dalam hidup kita? Jika sudah, maka mari kita mulai MEMBERI.
No comments:
Post a Comment