"Talents and charisma can take you to the top, but only
character can keep you there…“
Mungkin kamu-kamu pernah mendengar kutipan tersebut, tetapi kenapa
sih karakter sedemikian pentingnya, bahkan lebih penting dari talenta atau
karisma ?
Kita suka iri ga sih, dengan bakat teman-teman kita yang
kayaknya kok serba bisa dan popular. Orang-orang ini kayaknya seperti sebuah
‘magnet’ keberhasilan. Alhasil karena rasa iri kita kita suka berpikir
"Andaikan aku punya bakat seperti dia”, "Wah, coba aku secantik dia",
“Asik yah jadi dia, disenangi banyak orang”.
Kita tidak bisa memilih talenta kita seperti apa, kita
dilahirkan dikeluarga seperti apa, kita
dari suku mana atau lahir di kota mana.
Imajinasikan semua itu adalah hadiah dari Tuhan. Menerima hadiah adalah sangat
mudah, kita tinggal mengulurkan tangan, kita menerimanya. Tetapi apa yang mau
kita lakukan terhadap hadiah itu, perlu keputusan dan usaha kita, “mau saya
apakan ini hadiah.”
Bila kita menerima hadiah handphone, kita menerima dengan
mengulurkan tangan, tetapi sesaat setelah itu butuh keputusan dan usaha kita,
apakah kita mau buka manual booknya dahulu, dan menggunakan handphone tersebut
dengan benar atau mau tidak dirawat dan jadi ganjal pintu, itu juga suatu
pilihan. Jadi yang menentukan dalam hidup bukanlah talenta atau hadiahnya,
tetapi respon kita dalam menerima hadiah tersebut. Hadiah mahal, banyak
(ganteng, banyak bakat, kaya, pinter), tetapi hanya jadi ganjal pintu, percuma
juga toh ?
Dalam Mat 25:24-25 Hamba dengan satu talenta meresponi hadiahnya
dengan takut, tidak berusaha, menyalahkan sang tuan dan akhirnya mengubur
talentanya. Akibatnya dicampakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam
kegelapan. Talenta adalah hadiah dari Tuhan, tetapi karakter adalah usaha kita
untuk memaksimalkan hadiah tersebut. Apapun talenta kamu, baik itu ada 1, ada
2, ada 5, putuskan dengan sebaik mungkin mau diapakan itu hadiah dari Tuhan.
Hidup kita adalah hadiah dari Tuhan, dan kita membutuhkan
karakter agar hidup kita maksimal. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara
membangun karakter yang baik.
1. Berketetapan hati
Rom14:23 “Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan,
ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala
sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”
Walau kita kenal Yesus, ketika bergaul kita seringkali
menjadi “gelap” karena bimbang, takut, malu, atau mempunyai perasaan yang
salah, yang akhirnya kita hidup tidak berdasarkan iman.
No ! Jangan jadi orang yang suam-suam kuku atau abu-abu,
disini artinya bukan berarti tidak boleh bergaul dan menjauhi dunia, namun kita
harus punya batasan diri yang jelas. Jadilah orang yang mempunyai karakter yang
kuat, punya ketetapan hati!
Daud berketetapan hati memuji Tuhan selalu (Mzm 34:1) Daniel
berketetapan hati tidak menajiskan dirinya (Dan1:8) Ayub berketetapan hati
tidak mencela Tuhan (Ayub27:6)
Kej 39:6-9 Yusuf manis sikapnya dan elok parasnya, namun
yang menentukan masa depan berikutnya adalah Yusuf berketetapan hati menolak
istri potifar. “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan
berbuat dosa terhadap Allah?"
Disini terlihat karakter Yusuf sebenarnya ! Yusuf bisa saja
memanfaatkan hal itu untuk kesenangan sesaat, toh tidak ada siapapun yang
melihat. Tetapi ia berketetapan hati takut akan Tuhan!
Bayangkan Yesus diludahi dihina di atas kayu salib, namun
Dia berketetapan hati menjalani semua itu. Di malam perjamuan terakhir, Yesus
membasuh kaki para murid untuk menunjukkan hidup harus melayani. Okelah kalau
untuk murid lainnya, namun bagaimana perasaan Yesus saat harus mencuci kaki
orang yang akan mengkhianatinya? Namun Yesus memilih mengesampingkan
perasaan-Nya dan terus berketetapan hati pada tujuan menyelamatkan kita.
2 Tim 4:5-7 "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai
persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"
Yusuf ketika menolak Potifar apakah langsung mendapat berkat
? Yusuf malah masuk penjara, kebayang ga bagaimana perasaannya, sudah melakukan
kebenaran tetapi hasilnya penjara. Tapi juga lihat hasil akhir pertandingan
yang Yusuf jalankan, ketika Yusuf terus berketetapan
hati sepanjang hidupnya, Yusuf menjadi penguasa Mesir. Coba kalau Yusuf
lebih mementingkan perasaannya daripada ketetapan hatinya, mungkin dia akan
menghujat Tuhan dan tidak dapat menafsirkan mimpi Firaun.
Jangan berhenti meski dalam perjalanan kita harus menderita,
kuasailah dirimu karena akan ada saat-saat dimana perasaanmu terluka. Orang
yang punya banyak talenta namun terlalu mengedepankan perasaannya tidak akan
meraih mimpinya serta tidak akan bisa sukses. Jangan memakai perasaan anda,
karena perasaan bisa mengelabui. Berketetapan hati artinya menyingkirkan
perasaan kita meski terkadang kita diomongin, dijatuhkan dsb.
2. Disiplin diri
Kita perlu mengembangkan disiplin diri karena karakter
adalah hasil dari hal kecil yang dilakukan berulang-ulang. Melakukan sesuatu
berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan membuatnya tersimpan dengan baik
dalam otak kita yang akhirnya membuat tindakan-tindakan kita menjadi “otomatis”.
Seorang yang biasa marah jadi otomatis disebut pemarah, seorang yang biasa
berbohong jadi otomatis disebut pembohong, seorang biasa bergosip otomatis disebut
penggosip.
2 Pet.1:5-6 Kita harus sungguh-sungguh menambahkan sesuatu
pada iman kita, yaitu kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan,
kesalehan.
Disiplin diri berarti :
- Mengatakan TIDAK pada hal-hal yang buruk, seperti pergaulan yang buruk, gaya hidup yang buruk, keinginan daging, hati yang mudah kecewa, selalu mengeluh dsb.
- Mengerjakan apa yang harus kita kerjakan meskipun kita sedang malas, bête, atau gak ”mood”, tetap melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Orang yang disiplin selalu bekerja apapun situasi yang dihadapinya. Termasuk melayani sesama yang sedang butuh bantuan, walaupun diri sendiri sedang menghadapi masalah.
- Manfaatkan waktu dengan maksimal. Banyak-banyaklah mengupgrade diri seperti membaca buku, menonton chanel TV yang positif, mencoba hal baru yang membantu karir kamu. Jangan mengisi waktu dengan hal-hal yang sia-sia dan mencari puji-pujian manusia. Misalkan : ketika anda mendapat high score dalam sebuah games online, tujuannya apa ? Bukankah hanya bertujuan mendapatkan puji-pujian manusia ?
Contoh disiplin : Doa atau baca alkitab setiap hari meskipun
badan capek! Dan 6:10 Daniel membiasakan diri berlutut berdoa tiga kali sehari,
walau dia diberi tanggung jawab yang besar mengatur Negara. Kita-kita yang masih
diberi tanggung jawab pekerjaan atau kuliah saja, harusnya bisa mengatur waktu
melebihi Daniel.
Pkb9:10 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk
dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan,
pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau
akan pergi.
Tidak semua orang suka membahas karakter karena ini
menyangkut wilayah “privasi” seseorang yang dianggap sensitif untuk ditegur.
Namun kenyataannya dalam hidup ini yang Tuhan kehendaki adalah agar kita
membangun karakter yang kuat dan baik seperti Yesus dan bukan sekedar membangun
reputasi. Karakter seperti batu karang, tidak mudah hancur ketika diterjang
gelombang, Sementara reputasi seperti pasir, hanyut ketika diserbu gelombang!
No comments:
Post a Comment